Setelah berbulan-bulan lamanya putus dengannya, baru malam ini aku menangis lagi.
Bukan karena menyesal, bukan juga sedih. Tapi lebih kepada aku jengkel dengan pesannya baru saja.
Yg mengatakan bahwa dia tidak merasa membuangku, tidak memutuskanku.
Sementara masih teringat jelas di otakku detik-detik bagaimana dia menghempaskanku begitu saja dan berlalu tanpa dosa, tanpa menoleh sekali lagi kepadaku.
Perempuan yg telah bersamanya bertahun-tahun.
Aku sempat berpikir bahwa diriku begitu hina. Pernah disakitinya dan berpaling pada temannya. Tapi aku berhasil kembali dan memaafkannya.
Sempat berpikir bahwa diriku terlalu jelek untuknya, tak terlihat seperti perempuan pada umumnya yg pintar menghias diri.
Sempat berpikir bahwa diriku tak sesuai harapannya. Mengingat bagaimana dia selalu merespon perempuan berhijab yg berlalu di hadapannya.
Aku menangis bukan karena sedih.
Karena dia masih seenaknya saja datang ke hidupku setelah menghancurkanku. Berjalan mendekat setelah dia melihat aku masih berdiri tegar.
Entahlah. Mungkin dia belum puas menghancurkanku. Mungkin kali lain dia akan mengubahku menjadi debu. Tak tampak lagi. Tak akan bisa berdiri lagi.
Tuhan, kuatkan aku. Jangan buat aku sakit lagi.
June 30, 2015 10:12 p.m
>> if you call it "sad thing" then what else can i say? i just knew this tears gonna fall again.


kind of people who think "I can do better than them" then truly act BETTER THAN THEM.
Married with earphone ;p and listen to any kind of music.
I'M the most hyper and crazy people than all of my friends.
I'M a strong woman. I get through all difficulties, no matter what.
I express my opinions bluntly. My colleagues admire me for that.
No one can fool me, because i can see through liars immediately.
Either wildly naive or dangerously intelligent.
