Selasa, 03 Maret 2015 | by Resha
Sudah menjadi kebiasaan. Mengurung diri dg nada yg keras di ruangan. Bersembunyi di balik selimut dan menangis.
Tersakiti dan bersedih sendiri. Tanpa seorangpun disisi.
Merasakan sakit, kecewa.
Sakit karena pengkhianatan berkali-kali.
Kecewa karena ketidakadilan yg berulang-ulang.
Sakit karena pengkhianatan berkali-kali.
Kecewa karena ketidakadilan yg berulang-ulang.
Aku lelah. Sekalipun hidup mencambukku untuk terus tegar.
Aku lelah, aku ingin berhenti.
Aku lelah, aku ingin berhenti.
Susah sekali menemukan jalan-Nya diantara puing berserakan.
Terluka. Ya, aku melukai kaki kecilku.
Karenanya aku merintih. Berhenti dan merasa tak sanggup.
Karenanya aku merintih. Berhenti dan merasa tak sanggup.
Karena tak ada lagi yg mencegahku menangis.
Dia, menjauhkanku dari mereka yg terbaik.
Dia tak ingin menjadi bagian dari mereka yg terbaik.
Dia, hanya ingin dialah satu-satunya.
Hingga tanpa sadar dia tak pernah bisa menjadi yg terbaik.
Dia tak ingin menjadi bagian dari mereka yg terbaik.
Dia, hanya ingin dialah satu-satunya.
Hingga tanpa sadar dia tak pernah bisa menjadi yg terbaik.
Sudah menjadi kebiasaan. Aku merangkak dan berdiri sendiri. Aku hanya perlu melangkahkan kakiku dan belajar berjalan lagi.
Sudah kebiasaan.
>> March 3, 2015 8:54 p.m
Mungkin kelak aku bisa berlari meski sendiri :) aku hanya ingin menangis sekarang.
Mungkin kelak aku bisa berlari meski sendiri :) aku hanya ingin menangis sekarang.


kind of people who think "I can do better than them" then truly act BETTER THAN THEM.
Married with earphone ;p and listen to any kind of music.
I'M the most hyper and crazy people than all of my friends.
I'M a strong woman. I get through all difficulties, no matter what.
I express my opinions bluntly. My colleagues admire me for that.
No one can fool me, because i can see through liars immediately.
Either wildly naive or dangerously intelligent.
